PACITAN PENUH WISATA

PACITAN PENUH WISATA

Rabu, 02 Juni 2010

TIWUL KHAS PACITAN


Sambel trasi dengan lalapan daun kemangi, kemudian dicampur dengan lauk tempe goreng, dengan satu porsi nasi thiwul, uenak banget rasnya. siang itu, ketika sedang terik – teriknya di kampung halaman tidak ada hal yang mampu menandingi kenikmatan bersantap ria dengan nasi thiwul. Sebenarnya, nasi yang sudah jarang sekali dinuikmati oleh masyarakat Pacitan ini adalah merupakan maskan khas daerah pacitan sejak dulu. Namun, karena mungkin beberapa faktor, nasi thiwul kini sudah jarang dijumpai da daerah pacitan. Selain itu mungkin anggapan orang – orang tentang nasi Thiwul yang sering diasumsikan dengan makanan kampung, ndeso, dan makanan rakyat susah karena dahulunya beras mahal hanya orang kaya bisa makan nasi. Nasi Tiwul adalah hasil olahan dari tepung ubi kayu (cassava) melalui proses tradisional, yaitu tepung cassava ditambahkan air hingga basah dan dibentuk butiran-butiran yang seragam dengan ukuran sebesar biji kacang hijau dan dikukus selama 20-30 menit.
Tiwul adalah makanan pokok sebagai pengganti beras yang berasal dari singkong. Disaat musim kemarau, berbondong-bondong petani menanam singkong, hal ini dikarenakan tanah mereka sulit untuk mendapatkan air disaat musim tersebut. Daripada tanah dibiarkan kosong mlompong, lebih bermanfaat ketika mereka menanaminya dengan ketela. Setelah ketela dipanen, umur sekitar 60 sampai 90 hari, kulit ketela dikupas. setelah itu dikeringkan. Jadilah gaplek yang bisa disimpan sampai berbulan bulan. Para petani tidak akan khawatir jika kemarau panjang melanda selama mereka masih meyimpan gaplek dirumahnya. dari gaplek itulah dijadikan tiwul, makanan khas gunungkidul. Memang kandungan kalori tiwul masih tidak bisa menandingi beras, namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras.Konon nasi tiwul bisa mencegah penyakit maag,perut keroncongan dan lain sbg-nya. Cita rasa gaplek sangat khas dan unik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar